Sinar matahari atau ultraviolet terbagi
menjadi 3 macam, yaitu UVA (ultraviolet A), UVB (ultraviolet B), dan UVC
(ultraviolet C). Tapi yang paling utama adalah UVA dan UVB. Sinar UVA
dan UVC adalah jenis sinar matahari yang bisa menembus kaca dan awan
tipis serta merupakan sinar penyebab mutasi sel kanker. UVB adalah jenis
sinar matahari yang tidak bisa menembus kaca tapi merupakan sinar yang
membantu pembentukan vitamin D dalam tubuh kita walaupun membuat kulit
jadi lebih gelap.
.
Pembunuh yang Sebenarnya adalah UVA
Dr. Dianne Godar dari Food and Drug
Administration (FDA) atau BPOM-nya Amerika, telah mengadakan penelitian
yang mengindikasikan bahwa UVA kemungkinan bertanggung jawab sebagai
penyebab epidemi melanoma (sejenis kanker kulit). Ini lain halnya dengan
UVB yang memang membuat kulit kita tambah gelap tapi justru membantu
proses pembentukan vitamin D dalam tubuh kita.
UVA sanggup menembus kaca jendela, yang
berarti Anda tetap terkena sinar ini ketika Anda di dalam ruangan atau
di mobil. Justru UVB yang Anda butuhkan di situasi tertutup seperti ini
tidak bisa menembus kaca bening apapun.
UVB dalam penelitian terlihat memilki
efek melindungi kita dari melanoma. Dr. Godar mengemukakan bahwa
kejadian melanoma berat lebih banyak dialami oleh pekerja di dalam
ruangan, bukan di luar ruangan.
Rendahnya kadar vitamin D-lah yang
meningkatkan resiko terhadap melanoma sedangkan kulit makin gelap karena
terkena sinar matahari (UVB) mengurangi resiko terkena melanoma. Para
pasien yang memaparkan diri sendiri ke UVB hidup lebih lama dibandingkan
mereka yang tidak.
Baik UVA maupun UVB, keduanya menyebabkan
kulit jadi lebih gelap, tapi yang paling “menggelapkan” adalah UVB
(sinar baik). UVA menembus lebih ke dalam lagi di bagian kulit kita
ketimbang UVB dan inilah yang memungkinkan timbulnya penuaan, kerut, dan
kanker kulit.
.
Mengapa Cukup Terpapar Sinar Matahari Dapat Mengurangi Resiko Anda Terkena Kanker
Mengapa Cukup Terpapar Sinar Matahari Dapat Mengurangi Resiko Anda Terkena Kanker
Terpapar sinar matahari yang cukup
sebenarnya dapat membantu melindungi kita terhadap kanker. Dan REALITA
memperlihatkan bahwa melanoma berkurang pada orang-orang yang sering
terkena sinar matahari, tapi malah meningkat pada yang memakai sunscreen.
Masyarakat dan komunitas medis
konvensional tidak menyadari bahwa paparan sinar matahari yang CUKUP
(tidak berlebihan) membantu terbentuknya vitamin D dalam kulit dan
vitamin D inilah yang mengatur modulasi genetika kulit yang melindungi
kita dari abnormalitas akibat paparan sinar matahari.
Tapi tahukah Anda bahwa sinar matahari tidak hanya melindungi kita dari kanker kulit melanoma, tapi juga 16 jenis kanker lainnya, termasuk kanker pankreas, paru, payudara, rahim, prostat, dan kanker usus!
.
Jika Anda memakai Sunscreen (Tabir Surya), Anda menghilangkan Manfaat Sinar Matahari
Jika Anda memakai Sunscreen (Tabir Surya), Anda menghilangkan Manfaat Sinar Matahari
Jika Anda selalu “sembunyi” dari sinar
matahari bahkan selalu memakai sunblock atau sunscreen ketika Anda
keluar di siang hari, kulit Anda tidak akan menghasilkan vitamin D dari
paparan sinar matahari dan itu berarti Anda kurang perlindungan terhadap
kanker.
Disamping itu, sunscreen hanya
menghalangi UVB, sinar penyebab kulit gelap, sedangkan UVA (penyebab
kanker tapi tidak menggelapkan kulit) tetap menembus kulit Anda. Sampai
sekarang tidak ada sunscreen yang sanggup memblokir UVA dengan kadar
yang tinggi.
Sinar UVA cukup konstan menyinari bumi
sepanjang hari, tapi UVB yang baik untuk kesehatan kita sangat sedikit
di pagi dan sore hari. Di siang harilah UVB terpancar sangat banyak.
Jadi jika Anda memutuskan untuk memakai sunscreen, pakailah yang bisa menahan UVA dan UVB tapi tidak mengandung dioxybenzone dan oxybenzone. Sedangkan bahan yang aman untuk menahan UVA dan UVB adalah titanium dioxide dan zinc oxide, yang merupakan bahan alami dan digunakan selama lebih dari 75 tahun sebagai sunscreen yang aman.
Tapi perlu diingat bahwa Anda tetap perlu terkena sinar matahari untuk beberapa saat untuk mencukupi kebutuhan vitamin D Anda.
.
Kapankah Waktu Terbaik untuk “Berjemur”?
Waktu terbaik untuk mendapatkan manfaat UVB untuk menghasilkan vitamin D adalah SESIANG MUNGKIN.
Itu berarti antara jam 10 pagi sampai dengan 2 siang. Anda tidak perlu
berlama-lama berjemur atau terpapar sinar matahari di jam-jam ini. Hanya
perlu kira-kira 20 menit. Beberapa orang yang sensitif terkadang hanya
perlu 10 menit terpapar sinar matahari. Makin gelap kulit Anda, makin
lama pula Anda perlu terpapar sinar matahari.
Tapi ingat, jangan TERLALU LAMA terkena sinar matahari di siang hari, karena paparan BERLEBIH juga akan membakar kulit Anda!
Pada saat pagi dan sore hari, UVB tidak
banyak terpancar sedangkan sinar “yang menguasai” di pagi dan sore hari
adalah UVA, “si pembawa kanker”.
Anda kaget dengan informasi ini? Ya
memang benar ini bertolak belakang dengan semua pemberitaan media massa
dan medis konvensional. Tapi inilah kebenarannya.
.
Hati-Hati dengan Sains Palsu!
Untuk membantu Anda mengetahui mana sains yang benar, Anda perlu melihat kepada sejarah dan fakta keseharian.
Coba Anda perhatikan para petani dan
orang-orang desa (benar-benar desa, bukan subkota). Mereka adalah
orang-orang yang SERING dan SELALU terkena sinar matahari, tapi Anda
lihat bahwa mereka justru adalah orang-orang dengan fisik kuat dan
sehat. Kulit mereka lebih gelap dibandingkan orang kota, tapi mereka
tidak menderita kanker kulit.
Ingat, REALITANYA adalah mereka SERING
dan SELALU terkena sinar matahari bahkan DI SIANG HARI, bukan hanya di
pagi dan sore hari!
Hati-hati terhadap uji ilmiah yang TIDAK didukung oleh realita sejarah dan fakta keseharian!
Inilah yang sering tidak kita sadari akan
PERSYARATAN sains yang asli, yaitu UJI ILMIAH HARUS DIDUKUNG OLEH
SEJARAH DAN FAKTA KESEHARIAN. Seringkali komunitas medis konvensional
membanggakan diri bahwa sains mereka telah didukung oleh banyak uji
ilmiah. Sains mereka memang banyak uji ilmiahnya tapi sayang, LEBIH
BANYAK (tidak semua) MERUPAKAN UJI ILMIAH DI LABORATORIUM, BUKANNYA DI
LAPANGAN. Disamping itu, kebenaran uji ilmiah mereka kebanyakan (tidak
semua) tidak didukung oleh realita sejarah dan fakta keseharian. Ingat,
uji ilmiah bisa dimanipulasi dan bisa sering terjadi kesalahan karena
“human error”, sedangkan realita sejarah dan fakta keseharian tidak bisa
dimanipulasi!
Inilah PERBEDAAN BESAR antara sains medis
konvensional dengan sains holistik modern. Untuk mempermudah Anda
membandingkannya, perhatikanlah tabel perbedaan di bawah ini.
.
SAINS MEDIS KONVENSIONAL | SAINS HOLISTIK MODERN |
Ditunjang uji ilmiah, tapi kurang ditunjang realita sejarah dan fakta keseharian. | Ditunjang uji ilmiah + ditunjang banyak realita sejarah dan fakta keseharian.(Inilah yang selalu tidak diperhatikan oleh masyarakat bahwa selain uji ilmiah, seharusnya ada BUKTI NYATA dari realita sejarah dan fakta keseharian karena UJI ILMIAH BISA DIMANIPULASI, SEDANGKAN REALITA TIDAK BISA DIMANIPULASI) |
Uji ilmiah lebih banyak dilakukan di dalam laboratorium. | Uji ilmiah dilakukan di dalam laboratorium dan di lapangan.(Perlu Anda sadari bahwa sains sejati itu menyelidiki ALAM ASLI bukan alam buatan, apalagi untuk kesehatan manusia. Manusia tidak tinggal di dalam laboratorium, jadi diperlukan uji ilmiah di lapangan untuk menentukan validitas kebenaran suatu ilmu kesehatan manusia. Habitat asli manusia bukan di dalam lab tapi di lingkungan bebas yang “penuh warna”). |
.
Jika Anda butuh bukti jurnal medis
lainnya tentang uji ilmiah holistik modern yang kontroversial ini (tapi
didukung oleh realita sejarah dan fakta keseharian), silahkan Anda
mencari dan menyelidikinya via internet. Akan Anda temukan banyak
jurnal-jurnal medis yang melaporkan informasi kontroversial ini.
Saya bantu Anda dengan memberikan beberapa contoh link:
belajar dengan alam menyatu dengan alam
ReplyDeletePosting an orang goblok!! 👻👻
ReplyDeleteCoba dulu,bung baru comen
DeletePosting an orang goblok!! 👻👻
ReplyDeletepostingan menyesatkan
ReplyDeleteterimakasih infonya.. sinar matahari pagi memang sangat bermanfaat bagi kesehatan kita.
ReplyDeleteTrims artikelnya, aku sdh mentest dari Juni 2014 - Maret 2016, hampir 22 bulan non stop. Tubuhku semakin sehat, tidak menjadikan kulitku menghitam, kujadikan bermandikan cahaya matahari siang menjadi wajib, krn bersamaan dg berjalan setelah selesainya Sholat Lohor, berjalan sejauh 2Km. Tentu saja panas, suhu tubuh panas lama2 terbiasa, baru turun suhu stlh mandi saat sore hari. Suhu Tubuh yg panas ini tentu mampu membuat cair kotoran pembuluh darah yg membuat nafas menjadi ringan, alhamdulillah, lega rasanya. Dan sampai saat ini di umurku yg ke 72 masih aku lakukan olah raga jalan di siang hari sehabis selesainya sholat lohor. Salam
ReplyDelete